Sulit Air Sepakat (SAS) adalah organisasi perantau Minang yang paling besar dan sangat dikenal sebagai perkumpulan.  Sulit Air berada di Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat. Sulit Air memiliki luas 80 km persegi, berarti 31,13 persen dari luas seluruh Kabupaten Solok dengan penduduk 7.717 jiwa (2018).

Kesadaran memiliki perkumpulan atau organisasi orang Sulit Air sudah sejak 1912 di Kota Padang. Tahun tersebut disepakati sebagai tahun berdirinya SAS. Namun demikian baru pada konperensi di Ciloto, 3-5 Juli 1970, dibentuklah Dewan Pimpinan Pusat SAS.

Ketua Umum DPP SAS saat ini adalah H. Syamsuddin Muchtar dengan Sekjen Suhetris. H. Syamsuddin untuk kedua kalinya terpilih memimpin SAS dalam mubes tahun 2022 di Sulit Air  selama 4 tahun ke depan. Sebelumnya terpilih  pada 2017.

H. Syamsuddin Muchtar, Ketua Umum DPP SAS

Perantau Sulit Air memiliki organisasi  yang sekarang  berkembang dengan memiliki delapan  Dewan Pimpinan Wilayah, dan 103 Dewan Pimpinan Cabang di seluruh Indonesia dan juga tercatat adanya cabang SAS  di Melbourne dan Sidney Australia. Cabang SAS  di Malaysia sekarang masih vakum.  

Ini menunjukkan semangat merantau orang Sulit Air sampai ke luar negeri.

Pada tahun 2007, SAS sebagai sebuah perkumpulan mendapat pengesahan pemerintah sebagai badan hukum.

Organisasi SAS berjalan dengan baik, mulai dari tingkat DPP, DPW sampai DPC. Pengurus DPP SAS dipilih dalam musyawarah besar (mubes), bekerja selama empat tahun. Setiap dua tahun melaksanakan  rapat kerja nasional (rakernas).

Pengamatan minangglobal.com, selama ini SAS berhasil mendekatkan warganya di perantauan, apalagi semangat gotong royong anggota SAS cukup tinggi.  Banyak cabang-cabang SAS yang sudah memiliki gedung pertemuan sendiri, dan DPP SAS memiliki kantor miliknya sendiri di Kawasan Tebet, Jakarta. Selain itu SAS menjadi jembatan masyarakat di rantau dengan pemerintah nagari dan dengan masyarakat di Sulit Air.

Banyaknya perantau “pulang basamo”, yaitu pulang kampung bersama di bulan Ramadhan membuat kampung menjadi ramai, apalagi bila besamaan dengan berlangsungnya Mubes atau Rakernas SAS yang diadakan di Sulit Air . Saat seperti ini banyak orang tua mengajak anaknya untuk mengenal kampungnya meskipun mereka lahir dan besar di rantau.

Masyarakat Sulit Air di rantau, melalui SAS atau secara individual memiliki kepedulian terhadap kampungnya yang diwujudkan dalam berbagai bentuk. Irdam Huri dalam studinya Filantropi Kaum Perantau : Studi Kedermawanan Sosial Organisasi Perantau Sulit Air Sepakat (SAS)[1]  mengamati bahwa SAS adalah organisasi perantau yang berhasil dalam menggalang kedermawanan dari perantau di berbagai daerah.

Ikatan Pemuda Pelajar Sulit Air

Pemuda dan pelajar Sulit Air di rantau juga memiliki perkumpulan sendiri yang diberi nama Ikatan Pemuda Pelajar Sulit Air (IPPSA) yang berdiri pada 2 Juli1951. Cabang  IPPSA juga sudah tersebar di banyak kota di Indonesia.

Organisasi pemuda ini terlihat .cukup aktif dan dekat dengan warganya,  dan banyak diantara mereka yang lahir dan besar di Rantau. Kegiatan melaluiIPPSA inilah yang membuat mereka merasa dekat dengan Sulit Air.

IPPSA memiliki struktur organisasi yang memiliki Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Koordinator Wilayah dan dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC). Di tahun 60-an dan 70-an di Jawa, khususnya di Jakarta, Bandung dan Jogja tempat banyak anak-anak muda Sulit Air menuntut ilmu,  terlihat anak-anak muda Sulit Air bergabung di dalam IPPSA dan mereka  menjadi tulang-punggung kegiatan sosial masyarakat Sulit Air masa itu.

Perjalanan waktu menunjukkan, banyak tokoh-tokoh IPPSA yang kemudian menjadi pimpinan atau pengurus SAS.(*)

Penulis: Budiarman Bahar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan