Taman Budaya Sumbar Gelar Ganggam Tari Kontemporer III di Padang

Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar, M.Devid (kedua kanan) menyerahkan sertifikat kepada tiga koreografer yang menampilkan karyanya pada Ganggam Tari Kontemporer III di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat di Padang, Sabtu (6/9/2025). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

PADANG – Dinas Kebudayaan Sumatera Barat melalui UPTD Taman Budaya menggelar Ganggam Tari Kontemporer III yang menghadirkan enam karya koreografer muda yang menghadirkan kearifan lokal Minangkabau di Gedung Kebudayaan Sumbar di Padang, Sabtu.

Kepala UPTD Taman Budaya Sumatera Barat, M.Devid mengatakan, festival tari kontemporer tahun ini mengusung tema Ruang dan Waktu dalam Ingatan Kolektif Minangkabau.

“Kegiatan ini digelar dengan tujuan mengeksplorasi potensi tari kontemporer sebagai medium untuk merefleksikan dan menginterpretasikan ingatan kolektif Minangkabau, sekaligus karya seni tari yang inovatif dan relevan dengan konteks budaya dan perkembangan zaman,” katanya di Padang, Sabtu.

Devid mengatakan, festival itu juga untuk membangun dialog antar generasi tentang nilai-nilai budaya dan sejarah Minangkabau dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni tari kontemporer dan kekayaan budaya lokal sekaligus memperkaya khazanah seni pertunjukan di Sumatera Barat dan Indonesia secara umum.

Ia menjelaskan, kegiatan itu merupakan wujud komitmen dalam memberikan ruang berekspresi bagi koreografer-koreografer muda Sumatera Barat untuk terus berkarya, berinovasi, serta memperkaya khazanah seni pertunjukan di ranah Minangkabau.

Pergelaran itu sebelumnya diawali dengan workshop tari untuk 25 orang koreografer muda Sumatera Barat yang dipilih melalui seleksi terbuka.

Dari proses itu terpilihnya 4 karya koreografer muda Sumatera Barat yang dikurasi dari peserta workshop tari tahun 2024 dan tahun 2025.

“Melalui karya-karya tersebut, kita bisa melihat bagaimana ruang dan waktu diinterpretasikan kembali lewat bahasa tubuh, yang bukan saja melestarikan tradisi, namun juga memberi makna baru dalam konteks kekinian,” katanya.

Kegiatan yang digelar selama dua hari itu, menampilkan karya Yuni Partiwi, Muhammad Fadhlan Dhaifullah, dan Alsafitra.

Kemudian pada hari kedua, dimainkan karya Muthia Rianti, Dewi Safitri, dan Mentari Fahreza. (ant)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan