Beasiswa Paskamu Pilihan Tepat Bagi Lulusan KMM Lanjutkan Pendidikan di FKIP UM Sumatera Barat

Beasiswa sangat penting untuk menarik mahasiswa baru karena membantu meringankan beban biaya kuliah, meningkatkan peluang masuk perguruan tinggi ternama, dan mendorong motivasi belajar. Selain itu, beasiswa juga menjadi faktor penentu bagi calon mahasiswa yang mungkin kesulitan membayar biaya pendidikan, sehingga dapat membantu meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi semua lapisan masyarakat
Dalam upaya menarik mahasiswa baru sekaligus membantu meringankan beban biaya kuliah, Ketua Tim Promosi FKIP UM Sumatera Barat Efri Yoni Baikoeni, SS, MA mengadakan pertemuan dengan Kepala (Mudir) Kulliyatul Mubalighin Muhammadiyah (KMM) Dr. Derliana, MA tanggal 14 Mei 2025 di Kompleks Kauman Muhammadiyah Padang Panjang.
Dalam kesempatan itu, Ketua Tim Promosi didampingi Beniario, MPd., dosen Pendidikan Bahasa Inggris sedangkan Mudir KMM didampingi Sekretaris Pondok Ustadz Zainal dan Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Ustadz Surya.
Tim Promosi FKIP UM Sumatera Barat menyampaikan peluang bagi lulusan KMM untuk melanjutkan pendidikan di FKIP UM Sumatera Barat yang memiliki tiga program studi yaitu: Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Pendidikan Matematika. Tidak hanya itu, lulusan KMM yang sudah dibina sebagai kader persyarikatan Muhammadiyah juga ditawarkan peluang beasiswa yang cukup menjanjikan yaitu Beasiswa PASKAMU.
Beasiswa ini merupakan Program Sekolah Kader Muhammadiyah yang dirancang khusus mencetak kader-kader yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, namun juga memiliki jiwa kepemimpinan dan dedikasi tinggi terhadap nilai-nilai Muhammadiyah. Bagi penerima beasiswa diberikan potongan uang kuliah 70% selama 8 semester, termasuk tanggungan asrama.
Syaratnya pun cukup mudah, beasiswa yang diperuntukkan khusus bagi perempuan ini cukup mendaftar pada link PMB UM Sumatera Barat: pmb.umsb.ac.id dan menyiapkan dokumen pendukung seperti KTP, KK, Surat Rekomendasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah/Aisyiyah, scan ijazah, sertifikat pendukung dan surat pernyataan. Nantinya mahasiswa yang memenuhi syarat administrasi akan dilakukan tes kemampuan akademik dan wawancara.
Selain menyampaikan peluang melanjutkan pendidikan di FKIP UM Sumatera Barat, Ketua Tim Promosi juga menawarkan kerjasama dalam bidang literasi Muhammadiyah khususnya penerbitan buku biografi tokoh pendidikan Kauman yang pernah mengabdikan dirinya di KMM seperti Buya HAMKA dan Buya Zainul Abidin Syu’ib (ZAS).
Draft naskah buku yang siap diterbitkan itu ditulis oleh Sejarawan UM Sumatera Barat. Penerbitan itu selain meningkatkan literasi siswa juga tentunya dapat memperkokoh kecintaan terhadap Muhammadiyah. Program lainnya yang terkait adalah pendirian Galeri Sejarah Muhammadiyah Kauman Padang Panjang sebagai sarana edukasi dan inspirasi bagi masyarakat.
Tidak hanya itu, Ketua Tim Promosi yang juga pernah menjadi Tenaga Ahli Bupati Agam Bidang Pendidikan tersebut juga menawarkan kerjasama dalam pengembangan keterampilan berbahasa Inggris sebagaimana program unggulan Pemda Agam yaitu “Kampung Inggris Agam”.
Sekilas KMM Kauman Padang Panjang
Sejarah perjalanan KMM di Kompleks Kauman Muhammadiyah Padang Panjang cukup panjang. Sekolah ini dimulai dengan berdirinya Tabligh School yang dipimpin Buya HAMKA. Sebenarnya banyak tokoh yang telah memimpin sekolah ini seperti; HA Malik Ahmad, Yakub Rasjid, H. Haroun’l Ma’any, H. Iskandar Zulqarnaini, Palizir Haflil, RI Dt Sinaro Panjang dan lain-lain.
Pendirian Tabligh School tidak lepas dari dampak positif Kongres Muhammadiyah ke-19 tahun 1930 di Bukittinggi, yang menyebabkan geliat dakwah Muhammadiyah berkembang dengan pesat sehingga persyarikatan ini memerlukan tenaga-tenaga pimpinan yang terlatih, sanggup memimpin sekolah, sanggup pula memimpin organisasi dan masyarakat. Sejalan dengan itu, Konsulat Muhammadiyah Minangkabau di Padang Panjang dibanjiri pula dengan permintaan-permintaan dari luar daerah seperti dari Sulawesi Selatan, Kalimantan, Sumatera Selatan, Aceh, Sumatera Timur, Tapanuli, Riau, Bengkulu, Lampung dan daerah-daerah lainnya di Sumatera, supaya ke daerah tersebut dikirim tenaga kader pimpinan Muhammadiyah.
Hasrat besar untuk memiliki lembaga pendidikan kader disampaikan kepada pimpinan Muhammadiyah Minangkabau seperti Buya AR Sutan Mansur, SY St. Mangkuto, A. Kamil, RI Dt. Sinaro Panjang, HAMKA dan lain-lain.
Usulan itu disambut positif sehingga pada tahun 1931, Buya AR Sutan Mansur selaku Konsul Muhammadiyah Minangkabau secara resmi membuka “Tabligh School” dengan murid pertamanya sebanyak 16 orang. Dari lulusan pertama inilah menjadi cikal bakal KMM yang saat ini jumlah siswanya telah mencapai 733 orang siswa yang terdiri dari 324 siswa tingkat Tsanawiyah (SLTP) dan 409 siswa tingkat Aliyah (SLTA).