Osman Sapta Resmikan Festival Pandeka Sumatera Barat 2025 dan Pusat Pelatihan Silek Harimau Di Medan Bapaneh Mahakarya

Oleh: Nanda Furqoni. Sekjen Silek Harimau Minangkabau
Tanah Datar – 18 April 2025 | Ketua Umum Gebu Minang, H. Osman Sapta Odang (OSO), secara resmi membuka Festival Pandeka Batagak (FPB) Sumatera Barat 2025, sekaligus meresmikan Pusat Pelatihan Silek Harimau Minangkabau yang berlokasi di Medan Bapaneh Mahakarya, Kapalo Koto, Tanah Datar.
Festival ini menjadi ajang bergengsi bagi para pendekar Silek Harimau dari enam kabupaten/kota di Sumatera Barat: Padang, Padang Pariaman, Pasaman, Bukittinggi, Agam, dan Tanah Datar. Pada akhir kompetisi, Kabupaten Agam berhasil keluar sebagai juara umum dengan raihan 4 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu.
FPB 2025 tak hanya menjadi ajang silaturahmi dan pelestarian budaya bela diri tradisi silek harimau, tetapi juga berperan sebagai seleksi untuk menentukan perwakilan Sumatera Barat ke ajang Festival Olahraga Nasional (FORNAS) ke 8 yang akan berlangsung di Nusa Tenggara Barat Juli mendatang.

Dalam sambutannya, Osman Sapta menegaskan pentingnya pelestarian silek sebagai warisan budaya yang membentuk karakter dan jati diri bangsa.
“Saya merupakan pemegang DAN 8 Karate, tapi ketika saya mengamati beberapa kali silek harimau minangkabau Datuak Rajo Gampo Alam ini, saya menyimpulkan, “bela diri tradisi leluhur kita ini sangat luar biasa, tidak mudah dibaca, kembang-kembangnya saja sudah mematikan, jadi kita patut mendukung pelestarian budaya kita ini,” ujarnya.
Acara ini turut dihadiri jajaran pengurus DPP Gebu Minang, seperti Sekretaris Jenderal Yuliandre Darwis, Ketua Harian Marwan Paris, dan Bendahara Umum Yendra Fahmi, serta tokoh-tokoh adat dan masyarakat luas.
Sekretaris Jenderal Silek Harimau Minangkabau, Nanda Furqoni, mengapresiasi pelaksanaan FPB sebagai bentuk nyata komitmen komunitas silek di Sumatera Barat.
“Festival ini bukan hanya tentang kompetisi. Ini adalah panggung bagi para penggiat silek harimau untuk menampilkan hasil belajarnya, sekaligus menguatkan solidaritas antar daerah. Ini bukti bahwa silek harimau masih hidup, masih tumbuh, dan masih digemari,” ujar Nanda.
Sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi terhadap dukungan pemerintah daerah, Perguruan Silek Harimau Minangkabau menganugerahkan gelar kehormatan Pandeka Nagari kepada unsur pimpinan daerah Kabupaten Tanah Datar: Bupati, Dandim, dan Ketua LKAMM. Gelar ini diberikan atas komitmen mereka dalam mendukung pelestarian dan pengembangan silek harimau minangkabau sebagai warisan budaya Minangkabau.
Selain itu, secara simbolis Osman Sapta juga menyerahkan buku ajar Silek Harimau Minangkabau kepada Kepala SDN 1 Gurun, Ketua LKAAM Sumatera Barat, dan Bupati Tanah Datar. Penyerahan ini menjadi langkah konkret untuk memasukkan nilai-nilai silek ke dalam dunia pendidikan, sebagai bagian dari pelestarian jangka panjang seni bela diri tradisional Minang di lingkungan sekolah dan kebudayaan.
Sementara itu, Guru Gadang Silek Harimau Minangkabau, Edwel Dt. Rajo Gampo Alam, menyampaikan rasa terima kasih kepada Gebu Minang dan seluruh pihak yang mendukung kegiatan ini.
“Kami sangat mengapresiasi bapak Osman Sapta dan Bapak Febby Dt. Banso. Tanpa dukungan moril dan fasilitas seperti Medan Bapaneh Mahakarya ini, mungkin akan sulit membuat kegiatan semewah dan seindah ini, Ini merupakan bentuk nyata komitmen mereka terhadap budaya terkhusus pelestarian silek harimau minangkabau di tanah air,” ungkapnya.
Peresmian Pusat Pelatihan Silek Harimau Minangkabau menandai komitmen jangka panjang dalam pelestarian dan pemajuan kebudayaan. Fasilitas ini terbuka untuk umum dan akan menjadi tempat para penggiat dan budayawan menimba ilmu pemahaman filosofi dan teknik silek harimau dari seluru daerah.
Dukungan penuh terhadap acara ini juga datang dari Febby Dt. Banso, tokoh muda Minang sekaligus pemilik Medan Bapaneh Mahakarya, yang aktif mendorong kegiatan pelestarian budaya melalui program-program berbasis komunitas. Ia berharap pusat pelatihan ini menjadi rumah bagi regenerasi pendekar silek Minangkabau dan menjadi pusat peradaban kebudayaan minangkabau diseluruh dunia.
Dengan suksesnya FPB 2025 dan peresmian pusat pelatihan ini, Sumatera Barat semakin menegaskan perannya sebagai pusat silek tradisi nasional dan pelopor pelestarian budaya berbasis kearifan lokal. (*)