Oleh: Yondri Firmansyah

Warga SAS (Sulit Air Sepakat) Cabang Kota Bambu dan sekitarnya mengadakan acara “makan bajamba”, Kamis, 20 Februari 2025.  Ini dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H dan penutupan pengajian bulanan. Selama bulan suci Ramadhan tidak diadakan pengajian bulanan di Gedung SAS Kota Bambu. Acara ini merupakan kali pertama diadakan di SAS Kota Bambu.

Sebelum melihat sendiri, tentu tidak  semua orang tahu apa itu makan bajamba. Apalagi bagi mereka yang lahir dan besar di perantauan. Terutama bagi anak IPPSA (Ikatan Pelajar Pemuda Sulit Air) yang belum pernah pulang ke Sulit Air.

Kalaupun mereka pulang ke Sulit Air belum tentu juga bisa menyaksikan makan bajamba karena makan bajamba yang dimaksud di sini yaitu ala barolek (pesta). Di kota mereka hanya mengenal makan ala prasmanan, ambil sendiri, lalu cari sendiri dimana tempat makan, duduk atau bahkan berdiri, kecuali ruang makan VIP (untuk tamu khusus). Begitu pesta yang kita temui di perkotaan.

Ketua DPP SAS Syamsuddin Muchtar dalam acara Makan Bajamba.

Berbeda dengan makan bajamba, di mana tamu duduk bersila saling berhadapan. Nasi lengkap dengan lauknya (dalam piring) terhidang di hadapan setiap tamu. Ditambah dengan makanan kecil (parabuang) untuk makanan penutup.

Namun sebelum juadah (makanan) ini diantar harus terlebih dahulu meminta ijin (dengan petatah petitih), untuak, untuak ma antakan juadah, kami ngak lalu ka ruang tangah. Begitu juga sebelum makan dimulai juga ada petatah petitih  untuk mempersilakan makan. Kok juadah lah katangah, nasi nan alah babilang pirieng, aie nan alah babilang galeh, kok nasi minta dimakan kok aie minta di minum, ini adalah sepenggal bahasa pasambahan untuk mempersilahkan tamu makan.

Terkadang ini memakan waktu lama (pada acara barolek), saling berjawaban dan adanya tarik ulur dalam pasambahan. Begitu juga sesudah makan, untuk mengambil piring kotorpun harus minta ijin. Terakhir para tamu minta pulang juga harus dengan petatah petitih.

Anak Kemanakan DPP-IPPSA, memerankan peranan: Niniak Mamak (sipangka alek, urang Sumando dan alek jamu) dalam makan bajamba dengan pitatah jo patitiah adaik!

Semua ini, penyampaian petatah petitih, dari awal sampai akhir yang saling berjawaban tadi diperankan oleh anak IPPSA. Seluruh petatah petitih ini menggunakan bahasa sastra yang tinggi dan sarat dengan makna. Mereka tentu dengan pelatihan terlebih dahulu.

Kegiatan ini perlu kita berikan apresiasi karena secara tidak langsung ini adalah pengenalan adat kepada generasi muda IPPSA. Bukan hanya teori tapi juga langsung praktek. Berlaku adek salingka nagari yang lazim kita lakukan di Sulit Air. Melestarikan adat budaya yang indak lakang dek paneh, indak lapuak dek hujan, di anjak indaknyo layuah, dicabuik indaknyo mati. Agar generasi muda Sulit Air tau dengan adat istiadat tanah leluhurnya.

Dalam sambutannya Ketua DPC SAS Kota Bambu Afrizon menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini bisa berlanjut. Pengenalan adat kepada generasi muda IPPSA dan ke depan ini akan dijadikan salah satu  program kerja DPC SAS Kota Bambu, di samping program lain yang sudah berjalan.

Ketua Umum DPP SAS, H. Syamsudin Mukhtar, yang turut hadir, dalam sambutannya memberikan dukungan penuh kegiatan ini serta apresiasi untuk DPC SAS Kota Bambu beserta Bundo Kandungnya.

Semoga kegiatan seperti ini bisa dijadikan sebagai salah satu program kerja, dan berharap kepada Dt. Gompo Sinaro (Ketua Bidang Adat DPP SAS), agar kegiatan seperti ini (pelatihan adat) bisa dilaksanakan di semua DPC SAS, terlebih khusus untuk anak IPPSA. DPC SAS Pondok Labu juga sudah melaksanakan pelatihan adat seperti ini.

Turut hadir dalam acara ini Sekjen DPP SAS, Suhetris, Wakil Sekjen Afrizul, Ketua DPW V SAS DKI, Jawa Barat, dan Banten Yondri Firmansyah, Ketua Umum DPP IPPSA,  Ilham Wahyudi, Ketua DPC SAS Tanah Abang, Nofirmansyah, para pemangku adat, tokoh masyarakat serta warga.

Gedung SAS Kota Bambu terasa sempit karena begitu banyaknya warga yang hadir, mereka ingin menyaksikan acara yang pertama kali diadakan di Gedung SAS Kota Bambu ini.

Acara diakhiri dengan do’a , ramah tamah dan salam saling bermaafan. Sehingga kita menyambut bulan suci Ramadhan dengan hati bersih dan berharap di Ramadhan nanti  segala amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Aamiin yra.(***)

Kemanggisan,  20 Februari 2025.

Editor: Budiarman Bahar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan